1911 Revolution (Revolusi Cina)
REVOLUSI MENUJU PEMERINTAHAN REPUBLIK CHINA
Akibat faktor-faktor tersebut timbulah keinginan untuk merubah tatanan pemerintahan baru yang lebih bersih dan lebih baik di daratan China yang membawa China pada sebuah revolusi seperti negara-negara lain yang telah melakukan revolusi demi sebuah demokrasi di negaranya, Dr. Sun Yat Sen merupakan seorang revolusioner yang mempunyai cita-cita idealis menasionalismekan demokrasi di China untuk masa depan China yang lebih baik lagi, Pada awalnya gerakan revolusioner China lebih banyak mendapatkan dukungan dari luar negeri China, pergerakan Yat Sen sendiri pada awalnya adalah memberikan ceramah dan kuliah umum kepada orang-orang China khususnya yang peduli akan nasib bangsanya demi generasi selanjutnya, langkah tersebut diperuntukan untuk mengumpulkan masyarakat China yang sama-sama peduli akan masa depan bangsanya serta sebagai upaya meyakinkan masa pendukung revolusi dan membuat organisasi bawah tanah pemberontak Dinasti Qing yang bertujuan membuat pemerintahan baru di dataran China.
Langkah Yat Sen sendiri pada awalnya tidak terbilang mudah, dikarenakan dia menjadi buronan Dinasti Qing di China dan adanya rasa ketidakpercayaan atau rasa pesimis dari rakyat China untuk menumbangkan Dinasti Qing. Dengan jerih payah mengkorbankan pikiran tenaga dan uang dari para anggota pendukung revolusi yang memiliki cita-cita sama untuk membentuk suatu pemerintahan baru terbentuklah organisasi revolusioner China di Amerika Serikat, Yat Sen dalam pergerakannya tidak bisa memunculkan dirinya secara langsung di China karena status buron yang disandangnya dapat membuat cita-cita organisasi gagal. Maka dengan kondisi tersebut Yat Sen bergerak menggunakan untusan terpercaya dan pesan telegram yang ditunjukan kepada orang kepercayaannya di daratan China serta terus memantau pemberitaan China melalui media masa terutama surat kabar.
Pada tanggal 27 April 1911 terjadi penyerangan pertama pemberontak ke rumah Gubernur Guangzhou namun penyerangan tersebut gagal dikarenakan Guburnur Guangzhou yang menjadi sasaran utama dapat meloloskan diri dari serangan tersebut. Namun revolusi terus berlanjut hingga pada malam 10 Oktober 1911 terjadi serangan kembali oleh para pemberontak dari pasukan The Hubey New Army Eighth Engineering Battalion yang memberontak di Wuchang setelah dibunyikannya lonceng kematian pengadilan Qing yang bertujuan menyerang dan mengambil alih kediaman Gubernur Huguang. Penyerangan tersebut merupakan awal keberhasilan revolusi China, setelah penyerangan itu Yat Sen melakukan negosiasi politik di Eropa untuk membatalkan pemberian dana pinjaman yang diminta oleh Dinasti Qing yang beralasan sebagai proyek kereta api.
Negosiasi politik itu dilakukan untuk melemahkan kekuatan militer Dinasti Qing, dikarenakan dana tersebut selain untuk membangun jalur perkereta apian juga digunakan untuk mendanai pasukan militer Dinasti Qing yang melawan para pemberontak. Pada 13 Oktober 1911 kekuatan militer pemberontak semakin kuat dengan keberadaan jendral Li Yuanhong dari The Hubey New Army Eighth Engineering Battalion yang menerima permintaan revolusioner sebagai Gubernur Militer sementara, kabar tersebut telah tersebar ke berbagai negara melalui telegram. Serangan besar terakhir kembali terjadi terjadi di awal November yang bertujuan menyerang Hankou pada saat Provinsi Hanyang dikuasai oleh militer Qing hingga 26 November 1911.
Yat Sen melakukan pergerakan revolusi langsung di China setelah para pemberontak berhasil menaklukan Wuchang, setelah merasa organisasi revolusioner cukup kuat adalah dengan melakukan pertempuran pemberontakan perlawanan untuk merebut satu per-satu provinsi yang berada dibawah Dinasti Qing hingga akhirnya mendapatkan 17 provinsi yang bergabung dan menyepakati revolusi untuk meninggalkan sistem pemerintahan feodal menuju pembangunan pemerintahan Republik China. Berita kesuksesan pemberontakan untuk sebuah revolusi di negaranya ini tersebar ke berbagai negara melalu telegram dan media masa.
Pada 10 Oktober 1911 dibangun konstitusi sebagai jalan menuju pemerintahan Republik dan dilanjutkan dengan diadakannya pemilu pertama di China yang diikuti oleh perwakilan dari masing-masing provinsi yang menjadikannya Dr. Sun Yat Sen sebagai Presiden sementara Republik China pada 29 Desember 1911 sekaligus menandainya berdirinya Republik China, pada tanggal 12 Februari 1912 Kaisar Qing menyatakan untuk turun tahta dikarenakan kondisi Dinasti Qing yang tidak memungkinkan untuk bertahan lebih lama lagi dan menumbangkan hegemoni Dinasti Qing. Sehari kemudian setelah Dinasti Qing tumbang atau pada tanggal 13 Februari 1912 Presiden Sun Yat Sen mengadakan pertemuan dengan perwakilan beberapa negara seperti Inggris, Jepang, dan Jerman untuk meminta pengakuan atas berdirinya Republik China kemudian mengundurkan diri sebagai Presiden sesuai dengan janjinya yang akan turun dari kursi kepresidenan setelah tumbangnya hegemoni kekaisaran.
Youre welcome
ReplyDelete